BANDA ACEH | Ketua Forum Pemuda Aceh, Syarbaini, secara tegas menolak wacana pencalonan Jufri sebagai Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Aceh. Ia menyebut bahwa Jufri tidak layak memimpin organisasi sebesar Pramuka Aceh yang membutuhkan sosok dengan kapasitas, pengalaman, dan rekam jejak kepemimpinan yang mumpuni.
Menurut Syarbaini, isu yang beredar terkait dukungan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Muallem), kepada Jufri hanyalah framing media yang tidak berdasar. “Saya yakin betul, Muallem tidak mungkin serta-merta mendukung seseorang tanpa pertimbangan matang. Apalagi jika itu hanya dibungkus dalam narasi media tanpa bukti valid,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa Muallem sebagai Gubernur dan Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Aceh pasti menginginkan yang terbaik untuk masa depan Pramuka di Tanah Rencong. “Beliau adalah figur terbaik pramuka yang pasti berpikir jauh ke depan. Masa depan Pramuka harus dipimpin oleh tokoh strategis dan punya integritas,” tambah Syarbaini.
Beny yang juga aktivis muda Aceh mengungkapkan bahwa Wakil Gubernur Aceh, Fadhullah (Dek FADH), saat ini telah mendapat dukungan dari 20 Kwarcab kabupaten/kota untuk maju sebagai Ketua Kwarda. “Secara tradisi, posisi ini memang biasa diisi oleh pejabat strategis, baik di pemerintahan maupun pelaku dunia usaha yang memiliki akses luas,” jelasnya.
Beny juga mengingatkan agar Gerakan Pramuka tidak dijadikan alat politik sesaat. “Jangan tarik-tarik Pramuka ke ranah politik. Biarkan organisasi ini tumbuh sehat dan mandiri. Jangan ada oknum yang membawa-bawa nama Gubernur untuk membenarkan kepentingan pribadi,” tegasnya.
Ia menutup dengan harapan agar Musda Pramuka Aceh berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar punya visi membesarkan gerakan kepanduan. “Pramuka adalah aset moral bangsa, dan Aceh butuh sosok yang bisa menghidupkan kembali gezzah Pramuka secara serius dan menyeluruh,” pungkas Beny.
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header