BIREUEN | Terima banyak keluhan, Ketua Forum Pemuda Aceh Beny, merasa geram atas kinerja Kepala Puskesmas Peudada Kabupaten Bireuen yang selama ini mengedepankan sikap egois dan arogansi terhadap sejumlah para perawat (petugas medis).
Pasalnya, pelayanan saat ini terlihat banyak diambil alih oleh kepala puskesmas, salah satunya dalam hal proses merekomendasi obat kepada pasien BPJS, terlihat adanya traksaksi jual beli obat herbal yang diduga diedarkan langsung olehnya, hal itu diketahui setelah sebelumnya tim media menemui salah satu dokter menceritakan kronologis jual beli edarkan obat tersebut kepada pasien.
Tak hanya itu, kepala puskesmas Peudada terlihat saat ini dalam memimpin terlalu berambisius cari muka, dan seolah-olah bekerja sesuai dengan SOP, nyatanya yang bersangkutan lebih leluasa keberaniannya dalam mengedarkan obat Herbal diduga tanpa Lebel Izin BPOM atau izin edar pada paket obat.
Akibat ulah tersebut, banyak petugas medis selama ini sulit menyampaikan keluhan pasien yang dialaminya setelah menkonsumsi obat tersebut, padahal itu bisa membahayakan kalau dikasih obat tersebut, tanpa melewati proses pemeriksaan dokter. Hal ini juga dapat memicu komplik petugas medis dengan pasien bila itu dibiarkan, kepala puskesmas jangan sok berkuasa dalam mengambil sikap, semua ada teknisnya, ada tahapannya, jadi hargai petugas medis, dan juga dokter. Jangan Mantang-mantang titlenya apotiker, beraninya edarkan obat herbal sembarangan, Terang Beny.
Perlu digaris bawahi, "Tugas Kepala Puskesmas harus menjadi contoh kepada petugas medis terlebih membina para petugas medis, serta mengkoordinasi dengan dokter untuk memastikan keluhan pasien, baik pasien perlu perawatan maupun obat jalan. Seharusnya dalam melayani, harus ada sikap mengayomi, tidak mesti dengan pasien, sesama juga perlu, kata beberapa petugas medis yang enggan disebutkan namanya kepada media, Sabtu (12/07/25).
Lanjut Beny, Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, artinya slogan “Bireuen Hebat Tekat Geumilang" apalagi di Bidang Kesehatan di bawah kepemimpinan Bupati H.Mukhlis tidak sejalan dengan visi-misi Pemerintah Aceh Bireuen saat ini. Maka harus dievaluasi. Sebab pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan bisa terganggu bila seorang pemimpin atau seorang kepala puskesmas tidak mau berkaloborasi pendapat untuk memastikan sesuatu hal dan program yang ingin dijalankan. Salah satunya hari ini di puskesmas Peudada, dipimpin oleh orang yang tidak memiliki sikap kepemimpinan, jadi terlihat kaku, egois dan arogansi,” jelasnya.
Beny juga menilai bahwa jika pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan masih buruk dan belum optimal, berarti ada yang salah dalam manajemen kepala puskesmas (Kapus). Ini patut diselidiki dan dipelajari lebih lanjut, terangnya.
Beny, meminta Dinas Kesehatan c.q Bupati Bireuen untuk segera mencopot Kepala Puskesmas agar tidak menimbulkan kegaduhan dalam menjaga keharmonisan sesama petugas. Hal ini agar tidak terjadi lagi di kemudian hari terhadap petugas medis yang bekerja penuh waktu dengan senang hati, bisa membantu warga keluhan yang sakit, tapi tindakan yang diterima oleh petugas medis sedikit menyampaikan keluhan langsung mendapat "SP", tegasnya.
Beny, juga mengingatkan kepala puskesmas Peudada jangan sok berkuasa, terima pendapat, Jangan dikit-dikit SP, jadi harus pelajari dulu tahapan proses dalam mengeluarkan SP kepada seseorang, jangan memaksa kehendak karena nafsu, jadi perlu belajar dulu jadi pemimpin, kalau mau berlagak.
Jadi pemimpin harus siap menerima kritikan dan saran, bukan hanya melayani, melainkan menangani kasus secara prioritas sehingga para petugas medis ini dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan di tengah masyarakat,” tegas beny.
Berkaca dari tindakan kepala puskesmas Peudada tersebut, meminta kepada Bupati Bireuen segera mengevaluasi Kapus Kecamatan Peudada agar kondisi saat ini tidak baik, tidak merebak ke publik. Juga meminta Kepala Puskesmas untuk tidak hanya bertanggung jawab terhadap jabatannya, tetapi juga terhadap profesi dan manajemen Puskesmas.
“Sehingga pelayanan kesehatan di kecamatan Peudada betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat Peudada yang layak dengan baik, dan masyarakat dapat merasakan kehadiran pelayanan kesehatan yang melayani, bukan sebaliknya di layani,” tutup Beny.
Sampai berita ini diturunkan, terkait isu beredar kepala puskesmas edarkan obat herbal tanpa izin BPOM kepada pasien BPJS, media masih terus mendalami lebih lanjut, mengingat saat dilakukan konfirmasi nomor kontak 08126954xxx terlihat masih dalam keadan diblokir.*
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header