ACEH UTARA | Ketua Harian Pramuka Aceh Utara, Ismed Nur AJ.Hasan atau akrab disapa Kak Ismed, menyampaikan pandangannya terkait dinamika menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Gerakan Pramuka Aceh.
Ia menegaskan bahwa Mualem, sapaan akrab Gubernur Aceh Muzakir Manaf, adalah sosok panutan dalam dunia kepramukaan Aceh dan patut dijadikan teladan dalam kepemimpinan serta keteladanan. “Beliau sangat peduli pada pembinaan generasi muda. Kita doakan beliau selalu sehat dan terus memberi kontribusi untuk Pramuka Aceh,” ujar Ismed, jumat (30/5/2025).
Ismed menekankan pentingnya menjaga netralitas dan menjunjung tinggi proses demokrasi dalam tubuh organisasi Pramuka. Menurutnya, Pramuka adalah wadah pembinaan karakter dan kepemimpinan, bukan arena politik kekuasaan. Ia menolak segala bentuk upaya penggiringan opini atau manuver politik yang dapat mencederai semangat persaudaraan dalam gerakan Pramuka. “Kami ingin pemilihan Ketua Kwarda Aceh berjalan jujur dan demokratis. Jangan ada yang memaksakan kehendak atau membawa kepentingan politik ke dalam forum Pramuka,” tegasnya.
Merespons pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan bahwa Mualem mengarahkan dukungan kepada salah satu calon Ketua Kwarda, yakni Djufri Efendi, Ismed menyatakan bahwa informasi tersebut sangat meragukan. Ia bahkan menyebut berita itu berpotensi memfitnah Gubernur Aceh karena menyebarkan kutipan yang tidak pernah disampaikan secara resmi. “Tidak mungkin Pak Gubernur mengarahkan kepada satu nama. Itu sangat bertentangan dengan prinsip beliau yang menjunjung tinggi netralitas,” ujar Ismed.
Ia menyebut, hingga saat ini dukungan mayoritas sudah jelas mengarah kepada Wakil Gubernur Aceh, Cut Bang Fadhlullah, yang telah mendapatkan surat dukungan resmi dari 20 Kwartir Cabang (Kwarcab) dari total 23 Kwarcab se-Aceh. “Ini adalah aspirasi nyata dari akar rumput Pramuka Aceh. Kita mempersilahkan siapa pun untuk mencalonkan diri, tidak etis jika Kwarda mencoba mengarahkan Musda kepada satu figur tertentu dengan cara yang tidak elegan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ismed mengkritik keras Panitia Humas Musda yang terkesan tidak netral dan mencoba menggiring opini publik melalui media. Menurutnya, tindakan tersebut justru menodai proses demokrasi di tubuh Pramuka dan melecehkan kehendak Kwarcab sebagai pemilik suara sah. “Jika Kwarda ingin menunjukkan kredibilitas, maka harus berdiri di atas semua calon, bukan berpihak,” tandasnya.
Ismed juga mempertanyakan integritas media-media yang memberitakan pernyataan Mualem tanpa konfirmasi langsung. Ia berharap insan pers dapat lebih selektif dan profesional dalam menyajikan informasi, khususnya yang menyangkut tokoh publik dan dinamika organisasi yang bersifat strategis. “Wartawan harus bekerja berdasarkan etika jurnalis, bukan menggiring opini untuk kepentingan segelintir orang,” kata Ismed.
Ia menambahkan bahwa Pramuka membutuhkan pemimpin yang memiliki “gezzah” atau wibawa, serta mampu menghidupkan semangat kepramukaan di seluruh Aceh. “Kita butuh sosok yang bukan hanya dikenal, tapi juga paham betul tentang pendidikan karakter dan pembinaan generasi muda. Fadhlullah adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Pramuka Aceh,” pungkasnya.
Dengan suasana Musda yang semakin hangat, Ismed mengimbau seluruh komponen Pramuka Aceh untuk menjaga kekompakan dan mengedepankan musyawarah dalam memilih pemimpin. “Mari kita jaga Pramuka tetap menjadi rumah besar yang netral, bersih, dan berorientasi pada kemajuan Generasi muda Aceh,” tutupnya.
Editor : Redaksi
Social Header