Breaking News

Kisah Pilu Seorang Ayah 3 Anak Asal Lawang Peudada Minimnya Bantuan Pasca Bencana Banjir, Rumah Hilang Dibawa Arus Air

Warga Gampong Lawang Peudada Bireuen, "Khaldin"  seorang ayah (paling kanan), Istri "Santi" (paling kiri) dan 3 Anak Perempuan (ditengah), Berfoto dilokasi Gebuk yang ia tinggal bekas dibawa banjir bandang, 26/11/205. [Foto.Ist]

BIREUENMusibah Banjir besar yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Bireuen, menyisakan banyak cerita pilu. Salah satunya dialami seorang petani yang terisolir, Gampong Lawang Kecamatan Peudada, yang rumahnya dan kebunnya hilang sekejap setelah tertimbun material lumpur banjir bandang.

Kisah itu juga dirasakan oleh beberapa warga lainnya disesa setempat, dan umumnya di kabupaten Bireuen, yang tak kuasa menahan tangis saat menemui keluarga musibah bencana banjir bandang.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh warga dari Gampong Lawang Kecamatan Peudada tersebut, Khalidin dan Istrinya Santi, memiliki 3 orang anak, ianya salah satu korban yang rumah hilang di bawah banjir bandang." Ujarnya kepada media Jum'at (5/11/25).

Ianya juga berharap kepada pemerintah, bantuan yang cukup, kami saat ini rerisolir, jembatan lintas untuk berbelanja juga sulit, harus melewati lintas jalan kaki lewat sungai, kami sangat mengharapkan perhatian yang khusus, salah satunya saat ini yaitu, di butuhkan pakaian, sehari-hari sembako, obat-obatan, alat-alat sekolah, serta atribut sekolah. Soal tempat tinggal, selama ini kami sekeluarga bersama istri dan 3 orang anak, sekarang tinggai di rumah tetangga untuk bertahan hidup. Ungkapnya dengan nada sedih.

Sebagaimana terlihat digambar, ini pas di sini… Di sini kita berdiri. Ini rumah saya, yang hilang akibat banjir bandang,” ucap seorang ayah pemilik rumah dengan suara bergetar sambil menunjukkan titik tempat ia dan keluarganya tinggal, dikutip Jum'at (5/12/2025).

Banjir bandang yang datang tiba-tiba membuat rumah itu banjir dibawa arus air begitu cepat, tanpa menyisakan atap maupun barang.

Saat ditanya bantuan selama ini apa aja yang sudah diterima, ianya hanya, menerima indomie, dan beras, cukup satu hari makan. Sedangkan bantuan lain belum kami terima." Ujar Khalidin.

Ianya kembali bercerita, kesedihan kami disebabkan juga, kurangnya respon dan perhatian dari pemerintah Gampong (Keuchik), terlihat musibah yang kami alami ini, seolah-olah biasa, jadi kami sangat kecewa dengan sikap kesombangan Keuchik lawang, dah beberapa hari setelah membagikan sedikit bantuan beras dari Pemda Bireuen, tidak ada perhatian khusus lainnya terhadap kami digampong, kami sangat kecewa, dan berharap pihak kecamatan, pendataan yang masuk harus benar-benar tepat," Ujar Khalidin.

Hingga berita ini diturunkan, media belum bisa mengkonfirmasi keuchik Gampong Lawang Peudada, terkait cerita jeritan dan keluhan warganya yang selama ini dialami pasca banjir bandang.*

Editor : Redaksi (Ir)

© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini