BIREUEN | Insiden yang memalukan terjadi setelah apel bersama di puskesmas Plimbang Kabupaten Bireuen, ketegangan serius antara pegawai dengan kasubag yang disebabkan dengan beberapa hal dan tindakan yang diambil oleh Kepala Puskesmas tidak beretika.
Roslina pegawai ASN puskesmas Plimbang saat dihubungi oleh media melalui seluler, hal tersebut terjadi karena sudah berulang kali kata-kata ejekan dan sindiran diperlihatkan disaat apel, buka itu saja, melainkan ada hal-hal lain yang selama ini terus menjadi tekanan kinerja buatnya, tapi tak dihargainya, seperti sistem penilaian dalam bentuk SKP itujuga dipersulit, alasannya tidak jelas. Ujarnya.
Selain itu, jauh-jauh hari sudah terlihat sikap arogannya kepala puskesmas oteriter dalam kepemimpinannya, selalu menjadi tekanan bagi beberapa pegawai lainnya juga, hanya saja sebagian pegawai tidak berani lebih memilih bungkam. Tapi banyak yang menyesal terkait sikapnya yang tidak memiliki etika sebagai ASN. Apalagi seorang pimpinan.
Roslina dkk, menambahkan, ini terjadi ketika adanya dugaan pemalsuan rekap absensi dan daftar pembayaran jasa pelayanan mencuat ke permukaan publik, menyulut ketegangan antara kami pegawai dengan pihak KTU Puskesmas setempat.
Kami sangat menyesali sikap KTU Puskesmas yang tidak etis terkait kinerjanya yang diduga terlalu siap menerima interpensi dari kepalanya, hingga terjadi Insiden yang mencengangkan, disebabkan Ibu Muliana dari KTU enggan memperlihatkan absen sidik jari yang diminta oleh pegawai, untuk kroscek kebenarannya, tak disadari hal tersbut juga memicu situasi ricuh di lembaga pelayanan kesehatan tersebut tidak adil." Ungkap Roslina kepada media asumsipublik.id, Senin (03/06/24).
Setelah hal itu terjadi, Roslina yang selama ini dalam istilahnya tidak dianggap lagi sebagai pegawai disitu terus bersuara kebenarannya, dan sikaligus juga sikap Kepemimpinan Puskesmasnya dalam beberapa bulan yang lalu terlihat sudah mendiskriminasikan dirinya, meminta akses untuk melihat absen sidik jari sebagai bukti kehadiran juga tidak digubris, namun permintaan tersebut dihalangi oleh Kasubag Ibu Muliana AMK yang bersikeras menolak.
Ketegangan semakin memuncak ketika pegawai bertanya mengenai ketidaksesuaian rekap absensi dengan daftar pembayaran jasa pelayanan, namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Ibu Muliana AMK selaku KTU.
Media mencoba mengkonfirmasi KTU untuk membenarkannya, namun tidak terhubung, Wa nya berdering, hal ini ingin mengetahui kebnarana atas pengakuan dari Ibu Roslina yang bahwasanya Kasubag Muliana AMK Puskesmas Peulimbang sudah mengakui perbuatannyabadanya penambahan hari kerja yang tidak sesuai dengan absensi yang ada. Namun, meskipun pengakuan tersebut dilontarkan, ibu Kasubag tetap enggan memperlihatkan absen sidik jari sebagai bukti yang valid, Ungkap Roslina.
Situasi semakin memanas ketika Kepala Puskesmas Peulimbang Bapak Fauzi Skm turut terlibat dan mengabaikan permintaan pegawai untuk memperlihatkan keabsahan absensi sidik jari guna menyelesaikan permasalahan dengan jelas." Pungkas Pegawai ASN puskesmas Plimbang Roslina.
Pihak media mencoba mengkonfirmasi Kepala Puskesmas Fauzi, SKM, melalui seluler, dia menjelaskan ketegangan dalam apel tersebut adanya sikap pegawai yang tidak beretika, ada permasalahan kenapa ditanyaai di dalam apel padahal kan bisa setelah apel bisa, sedangkan terkait SKP membenarkan ianya memang tidak menandatanganinya dengan alasan sikapnya yang selama ini terus membuat kegaduhan terkait kinerja saya dalam istilahnya sorot saya,tidak bisa diremot inginnya saya dipindah dari situ," Ujarnya.
Saya tegaskan kembali, terkait SKP nyan pegawai ASN tersebut tidak saya tandatangani ya, ada alasan-alasan tertentu, dan saya siap bertanggung jawab dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, apa saja yang selama ini terjadi dipuskesmas yang ia pimpinya," tutupnya.
Editor : Irfadi
Social Header