ACEH BESAR | Pimpinan pondok pesantren Darul Ihsan Krueng Kalee Tgk. H. Musannif, SE, SH kembali di daulat untuk menjadi khatib Jum'at, kali ini di Gampong Lheu, kemukiman Lamreung, Kecamatan Darul Imarah, (16/08/2024).
Setelah memuji Allah dan UtusanNya Tgk. H. Musannif membacakan Surah An-Naba ayat 31-35 yang bermakna “sungguh orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, yaitu kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis yang montok sebaya umurnya, dan gelas-gelas yang penuh berisi minuman, disana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun dusta”.
Senantiasa bersyukur dan meningkatkan ketaqwaan adalah ciri orang yang beriman. Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam mengajak ummatnya untuk perkara dunia senantiasa melihat yang dibawah, meskipun saat ini Aceh Besar mengalami kekeringan yang teramat parah sehingga di dua Kecamatan yakni Lhoknga dan Peukan Bada sudah ditetapkan status siaga darurat oleh pemerintah, warga Aceh Besar masih bisa berkumpul dengan keluarga, menikmati kebersamaan bersama sahabat, dan berusaha mencari nafkah dengan aman.
Musannif dalam kesempatan itu mengajak merenungkan kondisi keprihatinan dunia terhadap Palestina yang dijajah oleh Israel laknatullah ‘alaih.“Tidak cukup dengan ucapan ‘hamdalah’ mesti diwujudkan dengan meningkatkan taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah,” himbaunya.
Pada mimbar khatib itu Tgk. Musannif juga menyayangkan tidak adanya tindakan apapun oleh negara atas pelanggaran ‘kontes gay' yang membawa nama Aceh baru-baru ini.“Tidak dilarang oleh penguasa, tidak dilakukan apapun oleh penguasa,” ucapnya dengan nada tinggi.
Musannif juga menyayangkan dari multi tafsirnya masyarakat terhadap ‘Bhineka Tunggal Ika' yang seakan boleh menyatukan segala jenis pelanggaran norma agama disitu.
Siapa saja yang menginginkan kemenangan di dunia maupun akhirat jalannya hanya satu yakni ketaqwaan.“mati dalam khusnul khatimah bukan su'ul khatimah,” paparnya.
Pada hari Jum’at itu Musannif kembali mengingatkan agar masyarakat menjaga shalat, sebab dengan Shalat amalan membayar Zakat dan lain-lainnya jadi lebih mudah.“karena Shalat adalah tiang agama,” ucap Musannif.
Selain itu Musannif juga mengajak masyarakat agar setiap hari membaca Al-qur’an dan membayar zakat serta bersedekah.“setiap hari walaupun siat,” tuturnya.
Suatu negeri yang menahan zakatnya dibayarkan kepada yang berhak maka Allah tidak akan menurunkan hujan keatas mereka.
Dan kalau shalat yang tanpa membayar harta dipandang remeh, maka apalagi zakat yang menuntut dikeluarkannya harta.
Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam bersabda “Tidaklah suatu kaum menolak (mengeluarkan) zakat melainkan Allah akan menahan dari mereka turunnya hujan (yang memberikan keberkahan). Jika saja tidak karena adanya binatang, maka mereka (sama sekali) tidak akan diberi hujan”.
Dalam sebuah kesempatan dialog Tgk. Musannif berkata masyarakat Aceh Besar lebih senang membayarkan zakat langsung kepada penerima, walau sebenarnya secara fiqih zakat harus dikelola oleh pemerintah.
Namun masyarakat Aceh Besar lebih senang langsung melihat zakatnya diterima orang sekelilingnya yang dianggap layak dan ini lebih efektif dibandingkan disalurkan ke Lembaga pemerintah yang sah.
Kondisi menurut amatan kami terjadi karena kinerja Baitul Mal yang berdasarkan Qanun nomor 10 tahun 2018 yang berbunyi ‘wajib mendirikan Baitul Mal Gampong di setiap desa' belum berjalan secara umum di Aceh dan terkhusus di Aceh Besar.
Sehingga dampak penyaluran zakat selama ini oleh masyarakat tidak bisa di saksikan. Belum lagi proses rapat internal di Baitul Mal yang berpedoman kepada rapat pleno yang cenderung boros waktu dan tidak efektif.
Tidak adanya ketegasan dan evaluasi dalam lembaga Baitul Mal membuat masyarakat krisis kepercayaan bahkan paling parah tidak membayar zakat dan akhirnya boleh jadi kekeringan yang melanda di 29 Desa dari 2 Kecamatan yakni Lhoknga dan Peukan Bada adalah salah satu bentuk ketidakberhasilan pengelolaan zakat pasca 19 tahun MoU Helsinki.
Pada kesempatan Khutbah itu Tgk. Musannif menyumbangkan harta pribadinya sebagai motivasi untuk jama'ah Mesjid Lheu kemukiman Lamreung, Kecamatan Darul Imarah untuk bersemangat menginfakkan hartanya membangun Mesjid yang sedang dalam proses pembangunan.
“sebagai motivasi kepada semua jama'ah,” ucap Tgk. Musannif.
Era kekhalifahan sayyidina Umar radhiallahu'anhu pernah terjadi kekeringan selama 9 bulan, lantas ia memerintahkan semua warganya bertaubat, berpuasa 3 hari dan menunaikan shalat istiqa' dengan bertawassul kepada Baginda Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam dan Pamannya Nabi Sayyidina ‘Abbas bin Abdul Muthalib r.a dan hujan pun membasahi bumi yang sudah kering dan berdebu itu.
Mereka keluar rumah dengan kerendahhatian dan faktor utama do'a mereka di kabulkan Allah adalah mereka makan dari sumber rezeki yang halal.
Sebab pernah seorang laki-laki bersafar, rambutnya kusut, pakaian nya berdebu meminta kepada Allah ‘Ya Rabb, Ya Rabb' sedangkan makanannya diperoleh dengan cara yang haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan tumbuh besar dari sesuatu yang haram lantas bagaimana mungkin do'anya akan di dengar oleh Zat yang Maha Mendengar.
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header