BANDA ACEH | Kemelut kepemimpinan di tubuh Bank Aceh terus menjadi sorotan berbagai pihak. Kali ini, tanggapan datang dari Aminullah Usman, Ketua Ikatan Persaudaraan Pensiunan Bank Aceh, yang juga mantan Direktur Utama Bank Aceh dua periode.
Aminullah mengaku sangat sedih melihat kondisi terbaru bank kebanggaan masyarakat Aceh tersebut. "Sedih sekali saya melihat kondisi Bank Aceh," ujar Aminullah, Jumat (18/4/2025).
Ia mengkhawatirkan, jika kekisruhan ini terus berlanjut, maka kepercayaan nasabah akan hilang dan Bank Aceh tidak akan mampu bersaing dengan bank-bank lainnya. Hal ini, menurutnya, sangat berbahaya bagi kelangsungan bank.
Aminullah kemudian mengenang perjuangan berat membesarkan Bank Aceh di masa lalu. Ia menyebutkan, mulai dari krisis moneter tahun 1999, konflik bersenjata yang mencekam, hingga bencana dahsyat gempa dan tsunami 2004, Bank Aceh tetap mampu bangkit dan menunjukkan eksistensinya.
Ia menyampaikan , saat dirinya menjabat sebagai Dirut pada 2000 hingga 2010, aset Bank Aceh meningkat signifikan dari Rp 660 miliar menjadi Rp 13 triliun. Bahkan, Bank Aceh mendapat predikat bank sehat dengan opini wajar tanpa pengecualian serta penghargaan “sangat bagus” dari majalah Infobank.
“Pondasi manajemen yang kuat telah kita letakkan, mulai dari SDM, permodalan, pendanaan, pembiayaan hingga infrastruktur,” ujar mantan Wali Kota Banda Aceh ini. Ia menekankan bahwa semua struktur organisasi waktu itu memiliki job description yang jelas dan berada di bawah pengawasan ketat OJK dan BI.
Terkait kekosongan kepemimpinan, Aminullah mendesak pemegang saham — gubernur, bupati, dan wali kota — agar segera mengaktifkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Aceh dan mempercepat proses penetapan direksi definitif.
Ia menyebutkan, saat ini Bank Aceh mengalami kekosongan posisi Plt Dirut karena keputusan terakhir dalam RUPS tanggal 17 Maret 2025 belum mendapat persetujuan OJK.
Lebih lanjut, ia mengkritik komisaris Bank Aceh agar lebih proaktif dalam membenahi manajemen. “Kalau tidak sanggup, kita minta pemegang saham pengendali untuk mengganti saja seluruh komisaris dengan yang lebih kompeten,” tegasnya.
Aminullah juga memberikan pesan khusus kepada seluruh jajaran pegawai Bank Aceh agar tetap menjaga kekompakan dan semangat kerja. “Ini bank kita, tempat kita mencari rezeki dan melayani masyarakat. Kisruh soal manajemen biar jadi urusan komisaris dan pemegang saham,” katanya.
Sebagai penutup, Aminullah menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme dalam persaingan di dunia perbankan. “Bank adalah lembaga kepercayaan. Maka kepada manajemen tinggi Bank Aceh, bersainglah secara sehat dan profesional. Jangan saling sikut, utamakan kemajuan dan keselamatan bank,” pungkasnya.
Editor : Redaksi
Social Header