IRAN | Parlemen Iran telah menyetujui langkah strategis untuk menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama di Iran.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk eskalasi serius yang dapat mengguncang stabilitas pasokan energi global.
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” kata Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, seperti dilaporkan stasiun televisi milik pemerintah, Press TV, dilansir dari Anadolu (23/6/2025).Meski begitu, keputusan akhir dalam hal ini masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, lembaga yang berfungsi sebagai otoritas keamanan tertinggi Iran.
Selat Hormuz dan dampaknya bagi dunia pada dasarnya adalah jalur perairan sempit namun sangat strategis yang terletak antara Iran dan Oman. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Di titik tersempitnya, lebar selat hanya sekitar 33–50 kilometer, dengan jalur pelayaran yang lebih sempit lagi.
Meski sempit, Selat Hormuz merupakan jalur vital bagi perdagangan minyak dan gas global. Sekitar 20 juta barel minyak—atau 20 persen dari konsumsi global—melintasi selat ini setiap harinya. Selain itu, lebih dari seperempat perdagangan gas alam cair (LNG) dunia, terutama dari Qatar, juga bergantung pada jalur ini. Karena perannya yang sangat penting, setiap ancaman terhadap kelancaran pelayaran di Selat Hormuz langsung berdampak terhadap harga minyak global dan kestabilan pasokan energi, khususnya bagi negara-negara di Asia dan Eropa.
Penutupan Selat Hormuz akan berdampak luas. Beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
Penutupan Selat Hormuz bukan pertama kali diancamkan oleh Iran. Selama bertahun-tahun, jalur ini kerap dijadikan “kartu truf” dalam konflik geopolitik. Banyak pengamat menilai, ancaman penutupan selat ini merupakan bentuk “daya cegah strategis” Iran, yang setara dengan kekuatan nuklir karena dapat mengguncang ekonomi global tanpa harus mengerahkan senjata pemusnah massal.
Dunia kini menanti keputusan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Jika ancaman ini benar-benar diwujudkan, bukan tidak mungkin krisis energi dan gejolak ekonomi akan meluas ke seluruh dunia.
Editor : Redaksi
Selat Hormuz dan dampaknya bagi dunia pada dasarnya adalah jalur perairan sempit namun sangat strategis yang terletak antara Iran dan Oman. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Di titik tersempitnya, lebar selat hanya sekitar 33–50 kilometer, dengan jalur pelayaran yang lebih sempit lagi.
Meski sempit, Selat Hormuz merupakan jalur vital bagi perdagangan minyak dan gas global. Sekitar 20 juta barel minyak—atau 20 persen dari konsumsi global—melintasi selat ini setiap harinya. Selain itu, lebih dari seperempat perdagangan gas alam cair (LNG) dunia, terutama dari Qatar, juga bergantung pada jalur ini. Karena perannya yang sangat penting, setiap ancaman terhadap kelancaran pelayaran di Selat Hormuz langsung berdampak terhadap harga minyak global dan kestabilan pasokan energi, khususnya bagi negara-negara di Asia dan Eropa.
Penutupan Selat Hormuz akan berdampak luas. Beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
- Lonjakan harga minyak dunia akibat terganggunya pasokan.
- Gangguan distribusi gas alam cair (LNG) dari negara-negara Teluk. -Peningkatan risiko militer di kawasan Teluk Persia.
- Ketergantungan negara seperti Jepang, Korea Selatan, India, dan negara-negara Eropa terhadap minyak Timur Tengah akan diuji.
Penutupan Selat Hormuz bukan pertama kali diancamkan oleh Iran. Selama bertahun-tahun, jalur ini kerap dijadikan “kartu truf” dalam konflik geopolitik. Banyak pengamat menilai, ancaman penutupan selat ini merupakan bentuk “daya cegah strategis” Iran, yang setara dengan kekuatan nuklir karena dapat mengguncang ekonomi global tanpa harus mengerahkan senjata pemusnah massal.
Dunia kini menanti keputusan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Jika ancaman ini benar-benar diwujudkan, bukan tidak mungkin krisis energi dan gejolak ekonomi akan meluas ke seluruh dunia.
Editor : Redaksi
Social Header