BIREUEN | Liga Tarkam di Bireuen belakangan ini kerap mendapat sorotan positif dari publik, karena performa apik pemain dihiasi bintang tarkam yang begitu semangat dan kompak dalam mangadu skil satu sama lain.
Namun demikian, di tengah euforia laga tarkam di Aceh khususnya di Bireuen, pencapaian laga tarkam sepakbola semi Open di Peudada masih diwarnai dengan ketidakdewasaan sebagian penonton dan suporter.
Insiden terbaru terjadi di Lapangan Meunasah Pulo Keude Peudada, Jum'at 26 September 2025, di mana suporter dalam sebuah turnamen (Liga Tarkam) sebelah pihak tak dapat menerima kekalahannya, dan menyoroti tingkah wasit dilapangan, tak hanya itu superter juga mengejar wasit saat menjelang permainan berakhir, usai pertandingan berakhir Pelatih dari Tim Putra Tunggal Plimbang mendatangi tenda panitia, terlihat melakukan upaya protes terkait tindakan wasit yang dianggap merugikan timnya, turut terlihat juga protes keras dari superter rama-ramai menuju tenda panitia, yang geram melihat wasit tersebut kerap kali memimpin laga dengan penuh krusial, merugikan sepihak.
Kericuhan ini terjadi saat pertandingan Tarkam antara tim Putra Tunggal Plimbang FC melawan Alga FC di lapangan Munasah Pulo Keude Peudada Kabupaten Bireuen.
Kericuhan memanas bermula ketika pemain Pemain dari Alga FC kenak tangan dengan Bola dalam kota Pinalti, Wasil mengambil tindakan, hal ini banyak terjadi asumsipublik superter antara ia atau tidak, bisa dikatakan, mungkin wasit tidak melihatnya, sebagian penonton merasa curiga, jelas-jelas tangan tapi kok bisa tidak ada peluit pelanggaran,..! beranjak dari situ, superter merasa panas, apalagi wasit tersebut kata superter selalu menguntungkan sepihak. Hal ini hingga berujung protes keras.
Keputusan ini memicu kemarahan suporter yang merasa tim mereka dirugikan.
Kericuhan berhasil diredam
Beruntung, petugas keamanan dari TNI dan Polri setempat, yang berjaga di lokasi langsung bergerak cepat untuk meredam emosi suporter yang diduga sebelumnya tak terima kekalahan tersebut.
Mereka berhasil menenangkan situasi sebelum kericuhan meluas.
"Kami langsung mengerahkan petugas keamanan untuk mengamankan situasi dan mencegah kerusuhan lebih lanjut," ungkap panitia, Alhamdulillah sudah selesai." Ungkap Dedi.
Meskipun pertandingan berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Alga FC, insiden ini menyisakan rasa pahit di antara suporter Putra Tunggal Plimbang yang kecewa terhadap keputusan wasit, apalagi wasit laga hari ini, banyak para superter lainnya tidak suka, diduga kerap berpihak.
Panitia pertandingan dan pihak kepolisian dengan sikap tegas dan cepat mengambil langkah untuk mediasi, kemudian memutuskan pertandingan ini diterima keduanya, bila ada ada hal-hal yang meras dirugikan panitia meminta kepada tim untuk melakukan konsolidasi bersama PSSI Bireuen, guna memberikan keterangan dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang lagi di pertandingan berikutnya." Pungkas salah satu panitia Peudada Cup II 'Dedi.
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header