BANDA ACEH | Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tgk. M. Hatta Bulkaini, Skd Politisi Partai Nasdem, menegaskan bahwa pencairan sejumlah hak guru dan siswa yang sempat tertunda, termasuk uang meugang, insentif guru, dan beasiswa anak yatim, dipastikan akan dilakukan bulan ini.
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat kerja Komisi VI DPRA bersama Dinas Pendidikan Aceh, mitra kerja komisi, yang digelar pada Rabu (16/10/2025) di Banda Aceh.
Dalam rapat tersebut, Hatta menyampaikan keluhan para guru yang ia terima langsung saat melakukan reses di daerah pemilihannya.
Salah satu persoalan utama yang disoroti adalah belum cairnya uang meugang selama delapan bulan terakhir, keterlambatan pencairan insentif guru, serta dana beasiswa anak yatim yang sangat dinantikan oleh penerima manfaat.
Ini adalah aspirasi nyata dari guru-guru di lapangan. Mereka bertanya kapan hak-hak ini dicairkan karena sangat dibutuhkan untuk kebutuhan hidup dan kegiatan pendidikan,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murtalamuddin, menyampaikan bahwa seluruh dana tersebut akan segera dicairkan Bulan ini melalui APBA Perubahan (APBA-P) tahun 2025, yang saat ini hanya menunggu persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Ia juga menjelaskan bahwa keterlambatan pencairan sebagian dana disebabkan oleh kesalahan nomor rekening , namun kini masalah tersebut telah ditindaklanjuti agar tidak kembali terulang.
Hatta mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh Plt Kadis Pendidikan dalam merespons keluhan para guru dan masyarakat. Ia memastikan bahwa Komisi VI DPRA akan terus mengawal proses ini hingga seluruh hak-hak tersebut benar-benar sampai ke tangan penerima.
Kami akan mengawalnya sampai tuntas. Ini menyangkut kesejahteraan guru dan masa depan anak-anak Aceh, jadi tidak boleh ada lagi penundaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hatta menekankan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan guru dan kepedulian terhadap anak yatim merupakan bentuk tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap dunia pendidikan.
Ia berharap ke depan tidak ada lagi keterlambatan pencairan hak-hak tersebut sehingga para guru dapat fokus mengajar dengan penuh semangat, dan anak-anak yatim tetap mendapatkan dukungan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Pendidikan Aceh harus maju, dan itu hanya bisa terwujud jika mereka yang menjadi garda terdepan, yaitu para guru, tidak lagi terbebani oleh persoalan administratif,” pungkasnya.
Sumber : Fjr
Editor : Redaksi
Social Header