Breaking News

Dishub Aceh Optimalkan Semua Moda Transportasi Percepat Penanganan Tanggap Darurat Bencana

BANDA ACEHDinas Perhubungan (Dishub) Aceh mengoptimalkan seluruh moda transportasi laut, udara, dan darat dalam rangka mendukung percepatan penanganan masa tanggap darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh 2025.

Fokus utama saat ini adalah distribusi logistik vital, evakuasi warga terdampak, serta pembukaan akses menuju wilayah terisolasi.

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal, S.T., M.T., mengatakan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mengatasi berbagai kendala, khususnya akses darat yang terputus akibat bencana.

“Sejak awal bencana, Dishub telah mengerahkan seluruh sumber daya. Karena akses darat terputus, kami juga terus memaksimalkan jalur laut dan udara, khususnya untuk mengangkut kebutuhan vital dan membuka konektivitas ke daerah-daerah seperti dataran tinggi Gayo,” ujar T. Faisal di Banda Aceh, Jumat (12/12).

Menurutnya, Dishub Aceh bekerja dengan dukungan penuh dari posko utama penanganan bencana di Landasan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda. Selain melakukan dropping bantuan di kawasan pelabuhan, logistik juga didistribusikan melalui posko utama di Lanud SIM.

Faisal merinci, operasi transportasi laut menjadi tulang punggung distribusi. Sejak masa tanggap darurat diumumkan oleh Gubernur Aceh, sebanyak 35 pelayaran telah dilakukan menggunakan 12 kapal. Total, 991 penumpang dan lebih dari 351 ton bantuan berhasil diangkut ke wilayah terdampak.

Selain itu, Dishub Aceh juga memfasilitasi keberangkatan 97 unit skid tank LPG dengan total muatan 1.455 ton. Pengiriman dilakukan menggunakan KMP Aceh Hebat 2 dan KMP Wira Loewisa dari Krueng Geukuh ke Pelabuhan Ulee Lheue pulang-pergi (PP).

"Kami menggunakan KMP Aceh Hebat 2 dan KMP Wira Loewisa untuk mengangkut truk skid tank LPG dan truk tangki BBM. Ini merupakan upaya antisipatif agar suplai gas dan BBM tetap lancar,” jelas Faisal.

Selain itu, KN Antares juga diberangkatkan sebanyak dua trip membawa 85 ton bantuan logistik, penumpang dan tenda darurat menuju Krueng Geukueh, sementara KMP Ekspres Bahari mengevakuasi warga dari Langsa dan Aceh Utara, di samping juga membawa bantuan logistik.

Untuk wilayah Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah yang akses daratnya terganggu, Dishub Aceh berhasil mengoordinasikan pengoperasian pesawat Pegasus milik PT PGE.

"Total sudah dilakukan delapan penerbangan menggunakan Pegasus ke Bandara Rembele Blangkejeren Gayo Lues. Penerbangan ini sangat vital untuk mengangkut relawan, perangkat komunikasi darurat Starlink BNPB, serta memfasilitasi pemulangan masyarakat," kata T. Faisal.

Pergerakan Transportasi di Aceh Meningkat Drastis Selama Tanggap Darurat Bencana

Pergerakan transportasi udara, darat, dan laut di Aceh mengalami peningkatan signifikan selama masa tanggap darurat bencana. Lonjakan ini dipicu oleh tingginya arus masuk logistik bantuan dari berbagai daerah.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh, T. Faisal, menyebutkan bahwa berdasarkan laporan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), jumlah pergerakan pesawat udara meningkat lebih dari dua kali lipat. Dalam kondisi normal, rata-rata hanya 24 pergerakan pesawat per hari, namun selama masa tanggap darurat meningkat menjadi 54 pergerakan per hari.

Selain itu, angkutan kargo udara juga mengalami lonjakan tajam. Jika sebelumnya hanya berkisar 3–4 ton per hari, kini rata-rata mencapai 100 ton per hari. Peningkatan tersebut terjadi akibat masuknya berbagai logistik bantuan untuk korban bencana di Aceh.

Di sektor transportasi darat, Dishub Aceh bekerja sama dengan Bank Aceh mengerahkan 42 unit truk logistik yang mengangkut total 133 ton bantuan ke seluruh kabupaten dan kota terdampak bencana.

Pengamanan juga diperketat di sejumlah titik penyeberangan darurat. Menyusul insiden perahu terbalik, Dishub Aceh menempatkan 18 personel gabungan yang dibantu tim SAR di lokasi penyeberangan Jembatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen.

"Pengawasan ketat ini dilakukan untuk menjamin keselamatan warga. Bersama BPBA, petugas Dishub di lapangan juga membagikan 180 life jacket dan mengimbau pengelola layanan penyeberangan agar menerapkan tarif yang wajar,” ujar T. Faisal.

Atas nama Pemerintah Aceh, T. Faisal menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Perhubungan, Basarnas, BNPB, manajemen KM Express Bahari, KML Malahayati, KMP Wira Loewisa, KM Rania, PT PGE, Bank Aceh, serta maskapai Wings Air dan Pelita Air atas dukungan dalam mempercepat penanganan bencana di Aceh.

Sumber : Adpim Humas Aceh
Editor    : Redaksi

© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini