![]() |
| Tgk Mauliadi, SH |
BIREUEN | Peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-49 yang jatuh pada hari kamis 4 Desember 2025 menjadi momen penting bagi bangsa Aceh baik didalam maupun di luar aceh untuk mengenang sejarah perjuangan panjang bangsa Aceh dalam mengangkat martabat dan hak-haknya.
Dalam peringatan gerakan aceh merdeka menurut ketua Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Bireuen, Tgk Mauliadi, menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda agar memahami makna mendalam dari tanggal ini. Kamis (04/12/2025)
Tgk Mauliadi menekankan bahwa 4 Desember adalah hari yang sangat penting bagi bangsa Aceh, bukan hanya sebagai sebuah peringatan simbolis, tetapi juga sebagai tonggak sejarah yang harus terus diingat dan diwariskan kepada generasi berikutnya dan anak-anaknya.
~ 4 Desember: Sejarah Yang Harus Dikenang
Tgk Mauliadi menjelaskan makna di balik 4 Desember. Ia mengingatkan bahwa pada tanggal ini, 49 tahun yang lalu, Hasan Tiro, pendiri GAM, mendeklarasikan aceh merdeka di Tiro Pidie. Deklarasi ini merupakan wujud perlawanan terhadap ketidakadilan yang dirasakan oleh bangsa Aceh saat itu, terutama terkait dengan eksploitasi sumber daya alam aceh dan pelanggaran hak-hak dasar bangsa aceh yang tidak di hargai oleh pusat.
"4 Desember adalah simbol perjuangan bangsa Aceh untuk keadilan dan kedaulatan. Ini bukan sekadar tanggal, tetapi sebuah momentum untuk merefleksikan apa yang telah terjadi di masa lalu dan bagaimana kita melangkah ke depan,” ujar Tgk Mauliadi.
Menurutnya, generasi muda harus memahami bahwa perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu bukan hanya sekadar untuk konflik, tetapi untuk menegakkan martabat dan hak rakyat Aceh. Ia juga menekankan pentingnya memahami sejarah secara mendalam agar tidak melupakan nilai-nilai yang telah diwariskan jangan sampai generasi muda aceh kedepan buta sejarah sehingga bisa di buat propaganda seolah olah perjuangan para syuhada itu sebagai pemberontak separatis atau GPK yang memaknai sebagai para pengkhianat bangsa .
~ Kenapa 4 Desember Hanya Dirayakan di Aceh?
Dalam penjelasannya, Tgk Mauliadi menegaskan bahwa peringatan 4 Desember hanya dirayakan di Aceh karena memiliki konteks sejarah yang spesifik dan mendalam bagi rakyat Aceh.
“Di luar Aceh, mungkin tanggal ini tidak bermakna apa-apa. Tetapi bagi kita, 4 Desember adalah bagian dari identitas dan sejarah perjuangan. Ini adalah hari yang mengingatkan kita pada darah, keringat, dan air mata yang telah dikorbankan oleh para pahlawan Aceh,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa peringatan ini bukanlah upaya untuk membuka luka lama, melainkan sebagai pengingat bahwa sejarah perjuangan Aceh adalah bagian penting bagi semua pihak.
“Konflik senjata telah berakhir paska damai melalui MoU Helsinki 2005 lalu Namun, semangat untuk memperjuangkan keadilan, martabat, dan hak-hak rakyat Aceh harus terus dijaga bersama tegasnya.
~ Edukasi untuk Generasi Muda
Sebagai generasi penerus, anak-anak muda Aceh mahasiswa aceh memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai perjuangan. Oleh karena itu, Tgk Mauliadi mengajak generasi muda dan mahasiswa untuk tidak hanya mengenang, tetapi juga mempelajari sejarah dengan kritis dan bijak jangan sampai termakan propaganda murahan.
"Generasi muda harus memahami bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga dengan ilmu pengetahuan, inovasi, dan kerja keras. Kita harus memastikan bahwa Aceh terus berkembang tanpa melupakan sejarahnya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian dan persatuan. Menurutnya, salah satu pelajaran terbesar dari masa lalu adalah pentingnya dialog dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan konflik hingga damai pada tanggal 15 agustus 2005 di helsinki finlandia.
~ Harapan untuk Masa Depan Aceh
Tgk Mauliadi menyampaikan harapan besarnya untuk masa depan Aceh. Ia berharap generasi muda dapat menjadi penerus yang tidak hanya paham sejarah, tetapi juga mampu membawa Aceh menuju kemajuan yang berkelanjutan seperti masa indatu terdahulu.
"Mari kita jadikan 4 Desember sebagai momen untuk mengingat perjuangan, tetapi juga sebagai dorongan untuk membangun Aceh yang lebih baik. Perjuangan kita sekarang adalah melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan pemerintah pusat dalam menjalankan serta mengiplimetasikan UUPA sesuai perjanjian MoU helsinki dengan cara yang damai dan bermartabat,pungkasnya.*
Editor : Redaksi (Ir)

Social Header