Breaking News

T.Sukandi: Apakah APH Telah Tuli, Bisu dan Buta Menyikapi Perambah Hutan di Aceh Selatan

T.Sukandi, Pemerhati/Tokoh Aceh Selatan, sekaligus ketua Pembela Tanah Air Aceh  (PeTA)

ACEH SELATAN | Desas desus terkait dugaan perambahan hutan yang terjadi di Kecamatan Kluet Tengah, sebelumnya sudah mendapat tanggapan dari pihak anggota DPRK Aceh Selatan. Sebab, isu yang sempat menjadi trending topik di media sosial saat ini membuat semua pihak terkejut. 

Hal tersebut, dapat kita simpulkan sebagaimana dikatakan dalam QS-Al-Baqarah Ayat 18, dengan Bunyi "Shumum bukmum umyum fahum layarji'un" artinya (apakah mereka telah Tuli, Bisu dan Buta). 

Dari situlah kita memahami sejauh mana pihak penegak hukum dalam menuntaskan persoalan tersebut agar desas desus tentang perambakan hutan tidak akan terjadi lagi.

Inilah ilustrasi pembanding tentang sikap aparat penegak hukum di Aceh Selatan tentang perambahan hutan di menggamat kecamatan Kluet Tengah kabupaten Aceh Selatan.

Fakta lainnya, pemerhati Tokoh Aceh Selatan, T.Sukandi ketua Pembela Tanah Air Aceh  (PeTA), kembali menyampaikan berbagai hal untuk menjadi bahan renungannya;

"Bila rakyat menebang kayu sebatang mereka akan berhadapan dengan senjata berlaras panjang

Tapi bila mafia kayu merambah hutan menumpuk kayu di gudang persoalannya akan diselesaikan di hotel berbintang"*

Inilah ilustrasi fenomena, fakta dan realita yang terlihat serta yang sedang di pertontonkan di tengah-tengah masyarakat Aceh Selatan.

Bila kita mengacu pada konstitusi negara bahwa negara dibentuk atas kepentingan rakyat "Negara Berbentuk Republik"(pasal 1 ayat 1 UUD 1945) di lanjutkan dengan "Kedaulatan (Kekuasaan) Berada di Tangan Rakyat".

Tafsiran secara Harfiahnya "Sesungguhnya Negara ini di dirikan untuk kepentingan rakyat karena yang berkuasa di negara ini adalah rakyat".

Dalam kontek hubungan Pemerintahan dengan Rakyat bagaikan hubungan IKAN dengan AIR, Pemerintahan adalah Ikannya sementara Rakyat adalah Airnya.

Ikan akan menggempar mati tampa Air, tetapi Air tetap akan jalan meskipun tampa ada Ikan di dalamnya.

Begitu juga dalam kontek bernegara, bahwa yang memberikan hidup dan kehidupan pada pemerintahan, aparat maupun aparatur negara itu adalah rakyat karena semua biaya negara itu bersumber dari kristalisasi keringat rakyat (cucuran keringat rakyat) dalam bentuk pajak dan pendapatan negara lainnya.

Maka diharapkan kepada aparat dan aparatur negara jangan sekali-kali kalian sakiti hati rakyat karena atribut dan senjata yang kalian sandang itu di beli dengan uang rakyat serta gaji yang kalian terima setiap bulan itu bersumber dari uang rakyat karena sesungguhnya kalian itu semua adalah anak kandung rakyat maka berbaktilahlah kalian kepada rakyat jangan kalian jadi anak durhaka kepada orang tua kandung kalian sendiri.

Oleh karena itu bila ada bandit hutan dan mafia tanah di wilayah hukum kalian yang mengganggu orang tua kalian maka tangkap dan hukum mereka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI ini karena mereka itu telah membuat sengsara rakyat yang notabenenya adalah orang tua kalian sendiri, Pungkas T.Sukandi.

Sumber : Aj
Editor    : Redaksi 
© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini