Breaking News

KINDA Aceh Dukung Pembangunan Empat Batalyon Baru: Masyarakat Berhak Hidup Damai

BANDA ACEH | Rencana pembangunan empat batalyon baru di Provinsi Aceh terus menjadi sorotan publik. Di tengah gelombang pro dan kontra yang mengemuka, Komite Investigasi Negara Daerah (KINDA) Provinsi Aceh menyatakan dukungan penuh terhadap rencana tersebut.

Kepada media melalui pesan WhatsApp Sabtu 3 mei 2025, "KINDA Aceh menegaskan bahwa penguatan pertahanan di Tanah Rencong adalah bagian dari upaya melindungi hak dasar masyarakat untuk hidup dalam keadaan aman dan damai.

Kepala KINDA Aceh, Arief Adam Ghazali, menyatakan secara tegas bahwa pembangunan empat batalyon baru merupakan bentuk perhatian serius dari pemerintah pusat terhadap keamanan dan kedamaian di Aceh.

Sebagai putra daerah Kabupaten Bireuen dan konsen pada isu-isu sosial dan keamanan negara, Arief menilai kehadiran militer yang lebih solid di Aceh bukanlah ancaman, melainkan penguatan terhadap stabilitas wilayah.

"Harusnya masyarakat Aceh gembira, ini adalah wujud perhatian pemerintah pusat terhadap Aceh, agar Aceh selalu aman dan terhindar dari ancaman kelompok tertentu yang bisa kapan saja mengacaukan keamanan Aceh," ujarnya.

Arief, yang merupakan alumni Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, menekankan bahwa posisi Aceh yang strategis di perbatasan barat Indonesia menjadikannya wilayah yang rawan terhadap potensi ancaman, baik dari dalam negeri maupun dari luar.

Dalam konteks itu, kehadiran militer Indonesia dalam skala yang memadai dianggap justru menjadi benteng pertahanan sekaligus jaminan bagi terjaganya kedaulatan nasional.

"Apalagi Aceh berada di dekat jalur internasional yang ancaman luar bisa datang kapan pun. Dengan keberadaan militer di Aceh yang semakin besar, maka wilayah perbatasan negara di ujung barat Indonesia bisa lebih bisa terjaga," jelasnya.

Rasa trauma masa lalu memang masih membekas pada sebagian masyarakat Aceh akibat konflik bersenjata yang berkepanjangan antara kelompok pro kemerdekaan Aceh dengan pemerintah Indonesia dalam hal ini militer.

Namun, Arief menilai bahwa situasi kini telah jauh berubah. Aceh sudah berdamai dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia.

"Kini Aceh adalah bagian terpenting dari Indonesia yang harus dilindungi agar tidak ada lagi masyarakat yang merasa takut dengan ancaman. Baik ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar. Masyarakat Aceh berhak hidup damai," tegasnya.

Pernyataan KIN Aceh ini menjadi penyeimbang dalam diskursus publik yang selama ini didominasi oleh kekhawatiran atas trauma sejarah. Arief menekankan bahwa masa lalu harus dijadikan pelajaran, bukan penghalang untuk menjaga masa depan Aceh yang lebih aman dan damai.

Pandangan seperti yang disuarakan KINDA Aceh ini membuka ruang refleksi, bahwa keamanan bukan sekadar tentang kehadiran militer, tapi juga jaminan bahwa setiap warga dapat hidup, tumbuh, dan beraktivitas tanpa rasa takut.

Editor : Redaksi 

© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini