Breaking News

Idul Adha, Momentum Kepedulian, Silaturahmi, dan Refleksi Diri

ACEHDalam semangat menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, Isa Alima mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memaknai hari besar ini bukan sekadar sebagai seremonial keagamaan, tetapi sebagai momen mendalam untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas sosial, dan introspeksi diri. 

“Idul Adha adalah refleksi keteladanan agung Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dua sosok yang mewariskan kepada kita pelajaran tentang keikhlasan, ketaatan tanpa syarat, dan pengorbanan tanpa pamrih. Maka, kurban jangan kita jalani sebagai rutinitas tahunan belaka. Inilah waktunya memperhalus nurani, mempererat ukhuwah, dan menumbuhkan empati yang tulus antar sesama,” ujarnya penuh makna.

Dimana esensi tertinggi dari ibadah kurban bukan hanya pada hewan yang disembelih, tetapi pada nilai empati yang dibangkitkan darinya. Daging kurban bukan sekadar santapan, melainkan simbol cinta kasih, pemerataan rezeki, dan wujud nyata kehadiran masyarakat yang peduli terhadap sesamanya.

“Berbagilah dengan keikhlasan, bukan karena ingin mendapat pujian. Kurban yang hakiki adalah ketika kita memberi tanpa berharap balasan, saat kita hadir bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar umat manusia,” 

Pulang Kampung: Keselamatan Adalah Amanah

Momentum Idul Adha juga identik dengan tradisi mudik, saat banyak perantau pulang ke kampung halaman untuk bersua dengan keluarga tercinta. Dalam konteks ini, Isa menyampaikan pesan penting: bahwa silaturahmi tidak boleh mengesampingkan aspek keselamatan.

“Jangan jadikan semangat mudik sebagai alasan melanggar aturan lalu lintas. Di jalan raya, nyawa bukan hanya milik kita pribadi, tetapi juga milik orang-orang yang menunggu di rumah dengan penuh harap. Periksa kendaraan, patuhi rambu, dan jangan paksakan diri jika lelah. Keselamatan adalah bentuk tanggung jawab, baik kepada keluarga maupun kepada Tuhan,” .

Pesan Moral: Membangun Negeri Dimulai dari Nurani

Mari jadikan Idul Adha sebagai titik awal dalam memperbaiki hubungan sosial dan menumbuhkan kembali semangat kebersamaan. 

"Mari kita bangun bangsa ini dari dalam — dari nurani yang bersih dan kepedulian yang nyata. Negara tidak akan kokoh hanya dengan gedung megah dan tumpukan regulasi. Kekuatan sejati lahir dari hati yang ikhlas, tangan yang ringan membantu, dan semangat berbagi yang tidak padam.”

Sebagai tokoh masyarakat yang konsisten menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan,  hari besar seperti Idul Adha harus dimanfaatkan sebagai momentum transformasi sosial — dari simbol keimanan menuju perilaku nyata yang mencerminkan keadaban.

“Semoga Idul Adha ini menjadi awal yang baru bagi kita semua — untuk menjadi manusia yang lebih peduli, lebih bertanggung jawab, dan lebih bermakna dalam kehidupan sosial. Mari kita rayakan Idul Adha dengan nurani, bukan hanya dengan ritual.”

Sumber : Isa
Editor    : Redaksi
© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini