ACEH | Sebuah kisah haru menyelimuti perjalanan tim sepak bola U-14 Paloh Academy asal Kota Lhokseumawe yang mengikuti kompetisi Liga Sentra Indonesia di Bandung. Setelah berjuang mengharumkan nama daerah di tingkat nasional, para pemain muda ini justru kesulitan untuk pulang ke kampung halaman karena keterbatasan dana.
Manajer Paloh Academy, Muhadar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kepada Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, jauh sebelum keberangkatan ke Bandung. Namun, sangat disayangkan, tidak ada respon maupun bantuan dalam bentuk apa pun dari pihak pemerintah kota. “Kami benar-benar kecewa. Ini bukan soal besar atau kecilnya bantuan, tapi soal kepedulian terhadap masa depan anak-anak Lhokseumawe,” ujarnya.
Terdesak oleh kebutuhan biaya untuk pemulangan tim, Muhadar pun menghubungi beberapa tokoh Aceh di tingkat nasional. Beruntung, dua tokoh yakni M. Nasir Djamil dan T.A. Khalid, anggota DPR RI Dapil Aceh, memberikan bantuan dana. Namun, jumlah yang terkumpul masih belum cukup untuk menutup seluruh kebutuhan perjalanan pulang.
Dalam kondisi yang mendesak, Manajer Club kemudian menghubungi Ketua Umum Persaudaraan Aceh Seranto (PAS), H. Akhyar Kamil, untuk memohon bantuan. Tanggapan cepat diberikan oleh Akhyar, yang segera mengkoordinasikan langkah cepat dengan PAS Jawa Barat dan KAMABA (Keluarga Masyarakat Aceh di Bandung). Semua pemain dan pengurus kemudian diantar ke kediaman Akhyar Kamil di Tangerang Kota dan tiba pukul 02.00 WIB dini hari.
Ketum PAS menyambut hangat para pemain muda tersebut dan langsung mengambil alih seluruh biaya pemulangan mereka ke Kota Lhokseumawe. Berkat bantuan tersebut, akhirnya para pemain dan tim pendamping bisa kembali ke kampung halaman dengan Menggunala Pasawat Lion jam 07,30 Wib dari jakarta ke Kuala Namu Medan sedangkan dari Kuala Namu ke Lhok Seumawe di Jemput oleh Rewalan Persaudaraan Aceh Seranto Aceh. Maneger Paloh Academi Muhadar mengatakan ternyata PAS bukan saja Jenazah yg di pulangkan ke aceh tp ini terbukti kami yang terkatung katung di Bandung juga di pasilitasi untuk bisa pulang ke aceh, Terima kasih ucap muhadar.
Peristiwa ini menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kota Lhokseumawe. Ketika para generasi muda berjuang membawa nama daerah di pentas nasional, mereka justru tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membina dan mendampingi atlet-atlet muda.
Berikut adalah nama-nama pemain Paloh Academy U-14 yang bertanding di Bandung: Taufi Gurahman, Aqsha Muqaddas, Muhammad Rizky Ramadhana, Akbar Ramadhana, Muhammad Daniel Movic, Rayyan Al Bunayya, Muhammad Annassuha, Rayhan Alvaro, M. Habiburrahman, Al Khatami Al Farisyi, Muhammad Mustaqim, Muhammad Oezil Syuhada, dan Muhammad Fikri Alfattah. Sementara itu, Muhadar menjadi manajer yang setia mendampingi perjuangan mereka.
“Ketika pemerintah daerah tutup mata, tokoh-tokoh Aceh di perantauan justru menjadi tumpuan harapan. Ini menjadi cermin sekaligus pengingat bahwa pembinaan olahraga tidak bisa dijalankan tanpa kepedulian nyata,” tutup Muhadar penuh haru.
Editor : Redaksi
Social Header