Breaking News

Meriah, Ratusan Pelayang Se-Aceh Unjuk Kreativitas di Open Turnamen Geulayang Tunang di Bireuen

BIREUENSebanyak 600 pelayang turut memeriahkan lomba layang – layang dalam ajang Open Turnamen Geulayang Tunang Festival 2025, se-Aceh selama 15 hari, di Lokasi Persawahan dekat Kantor Camat Peudada Bireuen, Selasa (21/10/25).

Penanggung jawab acar tersebut, jajaran Pemerintah Desa (Keuchik) di Peudada, yang turut didukung oleh beberapa sponsor ikut menyukseskan acara event besar "Open Turnamen Geulayang Tunang", Melayang Tinggi, Merajut Budaya, Menjaga Warisan Nusantara.

Diketahui, Acara pembukaan juga berlangsung meriah dan dihadiri oleh ratusan peserta serta warga sekitar yang antusias menyaksikan jalannya perlombaan.

Turnamen ini dibuka langsung secara resmi oleh Ketua Panitia, Jamaluddin, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia atas semangat menjaga warisan budaya Aceh melalui permainan rakyat.

“Peserta datang dari berbagai daerah di Aceh, dengan total mencapai 600 layang. Turnamen ini memperebutkan total hadiah Rp 30 juta, dengan beragam doorprize menarik lainnha,” ujar Jamaluddin dalam sambutannya.

Adapun hadiah utama bagi pemenang disiapkan cukup menggiurkan. Juara pertama berhak membawa pulang sepeda motor Honda Beat warna merah, juara kedua mendapatkan sepeda listrik, dan juara ketiga memperoleh sepeda gunung, disertai berbagai hadiah hiburan lainnya.

Hadiah utama Open Turnamen Geulayang Tunang se-Aceh di Peudada Bireuen. JENIS hadiahnya yaitu, berupa sepeda motor Honda Beat merah, sepeda listrik, dan sepeda gunung yang dipajang di lokasi acara.

Tak biasa, menariknya perhatian penonton dan peeserya lomba, Turnamen ini juga menghadirkan wasit-wasit berpengalaman, yakni Ridwan dan Syahrol, yang dikenal luas di kalangan penggiat Geulayang tunang se-Aceh.

Lanjut Ketua Panitia Jamaluddin, di lokasi kegiatan saat pembukaan Open Turnamen Geulayang Tunang se-Aceh dalam memperebutkan hadiah piala Keuhcik Peudada, dua wasit turnamen "Ridwan dan Syahrol", terlihat memantau terus jalannya pertandingan di area persawahan Kecamatan Peudada, yang menjadi titik lokasi puncak acara berlangsung.

Sementara, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Peudada, Taufik Wahyudi ya g didampingi Dani Calok ianya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, Geulayang Tunang bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan antar warga.

“Kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga warisan budaya kita. Layangan bukan hanya permainan masa lalu, tapi juga simbol persatuan dan semangat gotong royong masyarakat Peudada,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia menambahkan, APDESI Kecamatan Peudada akan terus mendukung semua kegiatan positif yang melibatkan masyarakat. 

“Kami siap mendukung setiap kegiatan yang bernilai positif bagi masyarakat, baik di bidang olahraga, budaya, maupun sosial, dan ke keagamaan Selama tujuannya membangun semangat kebersamaan, kami akan selalu hadir,” tambahnya.

Dengan latar pemandangan hamparan sawah dan semilir angin sore, suasana turnamen terasa hangat dan penuh semangat. Sorak-sorai penonton dan riuh suara benang layangan yang bersinggungan menambah keseruan di langit Peudada.

Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga diharapkan dapat mempererat silaturahmi antar pecinta layangan aduan se-Aceh dan melestarikan permainan tradisional yang mulai jarang ditemui di tengah generasi muda.

Suasana turnamen yang diselimuti dengan semangat tinggi di tengah hamparan sawah Peudada semakin menambah pesona acara, menghadirkan nuansa kebersamaan dan nostalgia bagi masyarakat yang turut menyaksikan dari pinggir lapangan.' Pungkas Taufik.

Editor : Redaksi (Ir)

© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini